Belajar Sejarah

Mardanafin
2 min readFeb 12, 2023

Tulisan ini saya buat sambil mendengarkan kajian siaran langsung dari Masjid An Naafi Bandung bertema Sejarah Peradaban Islam yang dibawakan oleh Ustadz Dr. Andy Octavian Latief, M.Sc. Pertemuan pertama ini berjudul Kehidupan & Dakwah Rasulullah di Makkah.

Ada yang menarik dari kajian ini. Saat mendaftar, saya kira kajian ini berbayar, maka saya pun mentransfer — seingat saya — Rp40.000. Tapi, ternyata kajian ini gratis bagi yang ingin mengikuti secara daring. Saya baru tahu kabar itu setelah membaca penjelasannya di takarir (caption) instagram. Pelajaran dari kejadian ini adalah, sebelum mentransfer uang, bacalah caption terlebih dahulu 😄.

Teman saya, yang juga salah satu panitia di kajian ini, tiba-tiba mengirim pesan di instagram saya, dia bertanya memastikan apakah saya benar mengikuti kajian dauroh di Bandung, dia bertanya setelah melihat nama saya di daftar peserta.

Yang membuat saya tertarik belajar sejarah adalah, sejarah itu memiliki banyak versi. Sehingga kita idealnya akan membahas berbagai macam versi dan pendapat orang. Apa yang akan terjadi jika kita belajar dari berbagai macam pendapat? Yakni, kita bisa menjadi orang yang luas wawasannya, kita menjadi lebih bijaksana, dan tidak gampang terpancing emosi.

Kunyah Nabi Muhammad adalah Abul Qasim. Kunyah tidak harus sesuai dengan nama anak dan kunyah adalah bagian dari syariat Islam. Abul Qasim maknanya membagi-bagikan hidayah kepada umat. Setelah Rasulullah wafat, boleh kita menggunakan nama Abul Qasim.

→ Kitab Al-Adabul Mufrod berisi tentang apa?

→ Sesuatu yang berharga, saking berharganya akan membuat orang pelit, tidak mau membagikannya secara cuma-cuma.

→ Abdul Muthalib bermimpi didatangi seseorang yang memerintahkannya untuk menggali zam-zam, Orang tersebut berkata, “Galilah zam-zam di tempat di sana banyak burung gagak dan semut”. Abdul Muthalib lalu berhasil mengetahui letak sumur zam-zam setelah sekian lama mata air itu tertutup dan tidak diketahui orang banyak. Zam-zam setelah era Qushay ditutup karena suatu sengketa.

→ Abrahah adalah dari kerajaan di Habasyah (ethiopia) di Yaman. Orang-orang Qurasy juga meyakini Allah dan Makkah, yang memberi rezeki adalah Allah, namun mereka mengambil perantara dari Al-Lat dan Uzza. Ini adalah kesyirikan. Abdul Muthalib memerintahkan orang berlindung di bukit dan membiarkan Kakbah, karena dia yakin Kakbah ini punya Rabb pelindungnya sendiri.

→ Belajar sejarah tidak hanya mengkaji tentang apa yang terjadi, akan tetapi juga membahas apa dampak yang terjadi dari kejadian tersebut kepada orang-orang yang hidup di zamannya.

→ Abdullah meninggal di usia muda yaitu 25 tahun saat sedang melakukan perjalanan bisnis, sementara anaknya (Rasulullah) masih berada dalam kandungan istrinya. Istrinya pun meninggal dan anaknya (Rasulullah) masih kecil. Rasulullah telah dilatih mentalnya yang tangguh sejak belia. Rasulullah lahir 50 hari setelah kejadian pasukan Abrahah ingin menghancurkan Kakbah namun gagal. Sekitar tahun 590 Masehi.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Mardanafin
Mardanafin

No responses yet

Write a response