Bertengkar Soal Uang
Sebelum merencakanan keuangan, ada landasan esensial yaitu;
Pertama, harus qonaah. Jadi, sebelum membuat rencana nanti beli apa dan ini-itu, kita harus punya sifat qonaah dulu. Yaitu, merasa cukup dengan yang sedikit. Nah, kalau sudah bisa bersyukur dengan yang sedikit, maka kita jadi tidak kaget bila mendapat yang banyak, dan kita pun jadi lebih bijak. Ketika mendapat uang banyak, tidak hilang kewarasan kita.
Selagi kamu bisa hidup tanpa membeli itu, ya kenapa kamu harus beli? Jadi, jangan membeli barang seolah-olah tanpa itu kamu mati kalau tidak memilikinya. Padahal kalau kamu tidak beli, ya kamu biasa-biasa saja, masih bisa hidup dan makan.
Kalau kita butuh, pasti kita mampu beli. Tetapi kalau kita ingin, belum tentu kita mampu beli. Makanya kata orang, beli barang sesuai kebutuhan dan kemampuan, karena kalau menurut keinginan saja, tidak akan pernah selesai, tiada ujungnya, mau lagi dan mau terus, padahal belum tentu butuh.
Bertengkar soal uang dengan pasangan biasanya terjadi karena perbedaan visi dan persepsi perihal keuangan, dari mana di dapat, dan berapa yang akan dikeluarkan untuk belanja, untuk sedekah berapa, untuk disimpan berapa. Makanya solusinya apa? KOMUNIKASI. Bicarakan baik-baik, dan samakan cita-cita soal uang.
Makanya cari istri yang ngaji, karena istri yang ngaji pasti tahu prinsip qona’ah. Menikah dengan istri yang tidak paham prinsip qana’ah yang terjadi nanti adalah menuntut dan menuntut. Makin banyak menuntut jadi makin stres. Ketika stres, bawaan jadi pengen ribut dan berantem. Kalau sudah berantem terus setiap hari, siapa yang betah tinggal di rumah? Terjadilah perceraian.
Salah satu prinsip suami-istri adalah “jangan sampai ada konflik”. Salah satu cara menghindari konflik apa? Yaitu sering komunikasi. Bicarakan dan terus terang saja. Apalagi soal keuangan.