Biar Apa Itu teh? — START WITH WHY
Teman saya, Ekram, bilang bahwa kalimat “biar apa itu teh” mendorong seorang merenung sebelum mengerjakan sesuatu.
Sebelum nge-post sesuatu, tanyakan ke diri sendiri, “biar apa?”
Sebelum ngomong, tanya dulu, “biar apa?”
Lebih luas lagi, kata tanya “kenapa?” atau WHY bisa diterapkan ke banyak hal dalam hidup. Terutama soal self-development. Itulah yang saya temukan di buku Start With Why karya Simon Sinek.
Meski buku ini banyak membahas dari sudut pandang bisnis dan organisasi. Tetapi konsep START WITH WHY tidak terbatas pada bisnis saja. Di dalamnya justru banyak inspirasi tentang cara memiliki mindset manusia yang dewasa.
Tentang Etos Kerja
Bagi mereka yang bekerja penuh dari hati, mereka menjadi tidak mengharapkan imbalan, mereka bekerja bukan karena tuntutan, tetapi mereka bekerja karena mereka memang ingin.
Di buku ini banyak pencerahan tentang motivasi kerja. Orang mungkin jadi malas bekerja karena mereka tidak tahu MENGAPA mereka melakukan itu. Mereka tidak punya alasan kuat di hati selain dari mendapat uang dan makan. Sehingga, pekerjaan jadi sebatas rutinitas tanpa penjiwaan.
Seorang muslim pun juga harus punya kejelasan niat tentang MENGAPA mereka melakukan kegiatan sehari-hari. Apakah melakukan sesuatu dengan niat lillahi ta’ala, atau dengan niat yang sudah bercampur-campur tidak murni lagi.
Tentang Disiplin dan Dedikasi
Pertanyaan WHY atau MENGAPA adalah perjalanan menyelam ke diri sendiri. Mengorek esensi apa sebenarnya alasan kita melakukan sesuatu. Sehingga, orang yang sudah menemukan MENGAPA-nya, akan menjadi tangguh terhadap tantangan.
Orang yang sudah tahu MENGAPA ia melakukan sesuatu akan mencurahkan segenap hati dan tenaganya pada hal tersebut. Dia menjadi disiplin dan berdedikasi tinggi. Contoh yang paling mudah kita temui ada pada diri seorang Ronaldo. Bagaimana dia dengan etos kerjanya bisa menginspirasi seisi penduduk Bumi.
Mood yang naik-turun tidak berlaku bagi orang yang sudah tahu WHY-nya. Mau malas atau tidak, dia tetap melakukan hal yang dia ingin kerjakan. Karena dengan mengetahui WHY, dia tahu ke mana arah proses dan tujuannya selama ini. Tidak hirau butuh bertahun-tahun. Dia sudah tahu dia akan menuju ke sana dan akan sampai ke tujuan.
Orang/sesuatu yang sudah tahu tentang MENGAPA dari dirinya tidak lagi pusing untuk menjadi sama seperti orang lain, dia tidak lagi merasa harus meyakinkan nilainya kepada siapa pun. -hlm 69
-selesai di tulis di Perpustakaan FAI UMY, Yogyakarta.