Hari ke-70

Jelas angan-angan yang mustahil, dalam hidup ini pasti ada fase-fase tidak enaknya. Kalau sudah ditakdirkan begitu, ya terpaksa kita nikmati saja.

Mardanafin
2 min readFeb 18, 2022

Jatuh sakit di perantauan itu dua kali lipat penderitaannya. Tinggal sendirian, mau kemana-mana susah, kendaraan tidak punya, mau ke puskesmas takut divonis covid. Jatuh sakit di perantauan adalah ajang ujian kesabaran terberat.

Akhirnya, pilihan yang terpaksa diambil adalah terbaring saja di Kasur berhari-hari. Minum air hangat, makan nasi pun jarang-jarang karena lidah sudah tak berselera. Mau pesan go-food takut uang tidak cukup sampai akhir bulan.

Benar-benar terbaring saja di Kasur berhari-hari, terkadang sholat lima waktu ada yang terlewat karena tertidur. Tidak mandi berhari-hari, apalagi yang punya rambut gondrong, dengan penampilan kusut amburadul seperti itu, sudah jadi seperti gembel jalanan.

Sudahlah sakit, di perantauan pula. Kalau bisa memilih, ingin rasanya selama jauh dari kampung halaman ini badan sehat terus saja, tidak sakit-sakitan, supaya bisa semangat mengejar mimpi untuk segera menjadi kenyataan. Tetapi itu jelas angan-angan yang mustahil, dalam hidup ini pasti ada fase-fase tidak enaknya. Kalau sudah ditakdirkan begitu, ya terpaksa kita nikmati saja.

Memang penyakit itu datang pasti ada sebabnya, mungkin aku yang tidak perhatian dengan badan. Tidur larut malam padahal sudah terasa mata Lelah, makan seenaknya saja dan kapan saja tidak teratur, olahraga jarang karena kebanyakan duduk di depan laptop. Kalau dilihat ke belakang, memang sepertinya aku kurang ajar dengan diri sendiri.

Sudahlah tidak merawat diri sendiri, minta agar selalu diberi kesehatan pula. Itu sama saja dengan tidak tahu diuntung. Kalau mau sehat selalu, ya, jaga diri baik-baik. Jangan hidup seenaknya, hidup ga teratur, tapi mau sehat bugar.

Minimal olahraga itu seminggu sekali, jaga kebersihan badan juga, mandi pagi atau kalau bisa mandi subuh-subuh, karena manfaatnya luar biasa. Jaga makanan juga. Memang kau tinggal menumpang di tempat orang, tentu tidak bisa meminta makanan yang bagus-bagus, apa yang tersedia itulah yang bisa dimakan.

Tetapi itu bukan berarti jadi alasan untuk tidak sehat. Harus diimbangi dengan air mineral yang cukup, dan lagi, olahraga yang rutin. Supaya energi dalam badan itu cepat dicerna dan menjadi zat yang bermanfaat (kira-kira seperti itu, semoga saja benar, karena aku bukan dokter). Tetapi, ya, sudah jelas betul, makan dan olahraga harus seimbang, ibarat pendapatan dan pengeluaran.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Mardanafin
Mardanafin

No responses yet

Write a response