Masih Belum Kutemukan
Aku merasa terlalu banyak bicara tentang diri sendiri. Padahal diriku ini tidak ada yang bisa diambil baiknya. Aku terlalu bangga menceritakan siapa aku, padahal tidaklah ada sesuatu hal hebat yang telah aku lakukan. Aku masih kosong tetapi sudah berteriak paling keras.
Ke-56: Sabtu, 5 Maret 2022
Bahkan ketika langkahku menjejak di Yogyakarta pun aku masih belum menemukan itu. Kira-kira besok mau jadi apa ya? Melihat kota ini tidak memberikan petunjuk padaku sama sekali. Masih buram di depan mataku.
Aku dan temanku menumpang di salah satu rumah di Sleman. Temanku punya teman di sana. Sampai hari Senin kami akan menginap di sini sebelum pergi lagi ke Kulonprogo di sisa hari perjalanan.
Sepertinya aku memang lebih cocok hidup sendirian. Ketika hidup beramai-ramai justru membuat aku merasa tidak nyaman. Selalu membuatku pusing mengamati apa yang orang-orang lakukan. Aku hanya ingin aku dengan diriku sendiri. Memang keegoisanku sangatlah parah.
Aku punya masalah dengan komunikasi. Bagiku ketika tidak ada yang perlu dibicarakan, maka jangan dibuat-buat ada pembicaraan. Itulah kenapa aku selalu susah bila bertamu ke rumah orang, karena aku akan diam saja sepanjang tidak ada yang bertanya.
Aku tidak bisa pura-pura ramah. Juga aku tidaklah sesadis itu. Jika situasi terbalik, orang lain yang bertamu kepadaku, aku akan berusaha menyediakan apa yang dia butuhkan tanpa perlu menunggu dia meminta sesuatu.
Pola pikirku dan sudut pandang yang aku yakini sangat tidak cocok untuk hidup dalam jumlah orang yang banyak. Semakin banyak orang di sekelilingku, justru semakin membuat beban tersendiri meski mereka sama sekali tidak berniat mengganggu.
Aku lebih menikmati kesendirian ini. Tanpa perlu membuat repot orang lain. Jikapun ada yang ingin aku repotkan, pastilah itu orang yang sangat dekat denganku. Aku hanya ingin berurusan dengan orang yang dekat dan akrab saja. Adapun orang yang hanya kenal sebatas sapa-menyapa, tidaklah terlalu penting buatku. Selama ia tidak menggangguku maka aku pun akan melakukan yang sama.
Aku merasa terlalu banyak bicara tentang diri sendiri. Padahal diriku ini tidak ada yang bisa diambil baiknya. Aku terlalu bangga menceritakan siapa aku, padahal tidaklah ada sesuatu hal hebat yang telah aku lakukan. Aku masih kosong tetapi sudah berteriak paling keras.
Di sisi lain aku juga butuh berbicara tentang diriku sendiri, karena sampai sekarang tidak ada yang benar-benar mau mendengarkan ceritaku. Aku butuh tempat bercerita. Dan yang paling mudah untuk itu adalah menulis.
Jadi biarkanlah aku menulis penuh rasa egois seperti. Tolong izinkanlah aku berbahagia untuk diri sendiri. Karena toh aku pun tidak pernah mengganggumu.
