Merawat Luka Batin
Buku ini membuat saya berteman dengan depresi, alih-alih membenci dan takut padanya. Buku ini mengajarkan pada saya bahwa depresi adalah bagian dari hidup semua orang. Tidak ada yang baru. Selagi kamu manusia, mempunyai pikiran dan perasaan, maka semua bisa depresi. Hanya saja, kita berbeda-beda tentang bagaimana cara meresponnya.
Saya juga baru tahu bahwa depresi itu kompleks. Maksudnya, sulit sekali mencari satu sebab tunggal kenapa depresi bisa muncul. Depresi adalah hasil dari kombinasi unsur-unsur penyebabnya, seperti gen, pola pikir (mindset), bahkan sosial. Dr. Jiemi Ardian di buku ini mengajak pembaca untuk melihat depresi dari sudut pandang yang lebih luas, kita menjadi tidak terperangkap pada definisi depresi yang didikte oleh keadaan sosial di sekitar kita.
Tidak melulu bicara mengenai kenapa depresi ada, tapi di buku ini pun membahas bagaimana jika kita menjadi teman dari seorang yang mengalami depresi, atau bagaimana kalau kita adalah keluarga dari saudara kita yang sedang depresi. Keadaan ini dinamakan sebagai caregiver.
Buku ini termasuk dalam daftar buku-buku yang akan saya baca berulang kali. Bukan karena isinya sulit dipahami, melainkan justru karena saya tertarik memahaminya lebih dalam lagi, dan untuk itu tentu saja tak cukup dibaca satu kali.
Saya cukup terkesan bagaimana seorang dokter bisa menuliskan bahasa yang luwes. Dari sana saya mendapat wawasan baru tentang pentingnya kemampuan berbahasa bagi semua orang. Karena hanya dengan kemampuan berbahasa, gagasan kebaikan menjadi mudah dicerna.
Makanya saya kesal dengan sebagian oknum yang mengaku intelek, tapi justru cara bahasa dan tutur katanya seolah ekslusif untuk mereka yang satu level saja. Oke, mungkin memang tidak semua orang punya latar akademik yang setara dan tidak semua orang harus tahu. Namun, untuk beberapa topik yang sekiranya layak buat pubik, pakailah bahasa yang juga dapat ditelan banyak orang.
Lihat versi videonya di sini.